Selasa, 13 September 2016

Asal Usul Kota Kudus

kudus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Tengah yang mempunyai luas wilayah paling kecil di Pulau Jawa bahkan di Indonesia. Kabupaten Kudus berbatasan langsung dengan Kabupaten Pati di sebelah timur, Kabupaten Demak dan Kabupaten Purwodadi di sebelah selatan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara di sebelah barat dan utara.

Menurut para sejarawan, Kota Kudus dahulu berasal dari sebuah desa kecil di tepi Sungai Gelis yang bernama Desa Tajug.

Dinamakan demikian, karena di desa tersebut terdapat banyak "Tajug" yaitu bentuk atap arsitektur tradisional yang sangat kuno dipakai tujuan keramat dan di jadikan tempat bersembahyang masyarakat yang mayoritas beragama Hindu.

Masyarakat di desa Tajug mayoritas menjadi petani, menangkap ikan dan membuat batu bata. Barulah, sejak kedatangan Syech Ja'far Shodiq (Sunan Kudus), Desa Tajug berubah menjadi salah satu kota pelabuhan sungai dan tempat transit kapal yang ingin berdagang di Pelabuhan Jepara.

Para pedagang yang berasal dari Timur Tengah, Tiongkok, maupun pedagang Nusantara juga berdagang kain, barang pecah belah, dan hasil pertanian di Desa Tajug. Sejak saat itulah Desa Tajug menjadi salah satu lokasi perdagangan yang cukup ramai di Pulau Jawa.

Sejarah Asal Usul Nama Kota Kudus

Sejarah asal usul nama Kota Kudus tidak terlepas dari cerita Syech Ja'far Shodiq. Beliau adalah putera dari Sunan Ngudung. Sunan Ngudung sendiri merupakan Imam Masjid Agung Demak sekaligus Panglima Perang Kerajaan Demak. Setelah wafatnya Sunan Ngudung, kedua jabatan tersebut diserahkan kepada Syech Ja'far Shodiq.

Alkisah, Syech Ja'far Shodiq adalah pribadi yang suka mengembara. Beliau sering ke luar pulau jawa, ke Samudera Pasai bahkan sampai ke daerah Yerussalem, Palestina. Sewaktu berada disana, muncul wabah penyakit yang sulit diatasi. Penguasa Negeri Arab lalu membuat sayembara bagi siapa saja yang dapat melenyapkan wabah penyakit tersebut akan diberikan hadiah emas yang sangat banyak.

Sudah banyak tabib, syech dan ulama yang mencoba untuk menghilangkan wabah penyakit tersebut tapi semuanya gagal. Kemudian, Syech Ja'far Shadiq mohon ijin untuk mengikuti sayembara tersebut. Singkat cerita, berkat ketulusan do'a Syech Ja'far Shodiq dan tentu saja atas izin Allah Swt wabah penyakit tersebut dapat lenyap dari tanah Palestina.

Untuk membalas jasa Syech Ja'far Shadiq, Penguasa Arab tersebut memberikan emas yang sangat banyak kepada beliau. Namun, Syech ja'far Shadiq menolaknya karena beliau menolong dengan ikhlas lillahi ta'ala.

Karena terus dipaksa dan Penguasa Arab tersebut merasa tidak enak jika tidak memberi hadiah, Syech Ja'far Shadiq dengan kerendahan hatinya mohon ijin untuk meminta sebuah batu yang berasal dari Baitul Maqdis, Palestina untuk dijadikan oleh-oleh ketika pulang ke Pulau Jawa.

Setibanya di daerah asalnya, Syech Ja'far Shadiq membangun sebuah masjid dan batu yang berasal dari Baitul Maqdis tersebut kemudian dipasang dipasang di atas mihrab pengimaman. Masjid yang baru dibangun tersebut lalu diberi nama Masjid Al-Aqsha atau sekarang lebih sering dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus.

Tak hanya masjid, Syech Ja'far Shadiq juga membangun menara masjid yang berbentuk unik seperti Pura yang merupakan bangunan ibadah Umat Hindu di halaman masjid.Sejak saat itulah Syech Ja'far Shadiq diberi nama Sunan Kudus oleh masyarakat sekitar dan daerah sekitar menara. Sebenarnya sebutan yang benar adalah Al-Quds, tapi karena lidah orang Jawa sulit mengucapkannya, lama-kelamaan masyarakat hanya menyebut Kudus saja.

0 komentar:

Posting Komentar